SELAMAT DATANG

selamat datang

Sabtu, 28 Mei 2011

Naskah Novel 3

Suryani adalah sahabat karib miera bekulit putih rambut lurus dan tinggi semampai dengan tahi lalat mungil menempel di dagu.Ia termasuk perempuan peminim dan sopan bertutur kata.
Pesta mungil pun usai dengan ditutup pelajaran jam kedua dimulai,dan tentunya buku milik miera belum dikembalikan dengan alasan belum selesai kukerjakan.
Jam istirahat pun dimulai,seperti biasa semua siswa siswi berbondong bondong keluar,tidak termasuk aku.Aku hanya terdiam seribu bahasa menatap buku milik miera yang masih kupegang dengan perbincangan hati bicara sendiri saling bertanya.

"Duhai lembaran putih yang erat kugenggam
Mampukah majikanmu membca hatiku bahwa aku menggenggamnya?".
"O,tidak mungkinlah seorang bidadri sudi menoleh seekor anjing kusam kelaparan di pasar".

Hatiku terus saja bedialog sendiri tanpa jawab menentu,hingga tak pikir panjang kuambil sehelai kertas dan benggoyangkan tinta.

Dear Miera


Sehelai kertas kusuguhkan padamu dengan memaki sendiri karena bangga piara kepecundangan.Anggap saja ini sebagai angin busuk yang mau tidak mau kau hirup baunya.
Tiada kata yang kuwakilkan kepada lisan tinta ini,kecuali hanya katakan bahwa:
Setelah kumengenalmu kiranya "TAK ADA SATU PUN MAHLUK DI DUNIA INI YANG MIRIP DENGANMU".
Aku tak akan berterimakasih padamu,karena tak kupungut kau mengetahui siapa aku.

Ttd.

Jumat, 27 Mei 2011

Naskah novel

Selesai kubuat secuil surat,aku masih bingung dan bimbang bahkan gelisah.Terselip ketidak nyamanan hati yang menawarkan urungkan niat memproklamirkan isi hatiku padanya.Namun satu sisi hati yang lain menuntut terus harus dilanjut.
Sudah sehari buku itu kupegang dengan berbagai gelisah yang kadang mengadangada,dua hari bahkan berharihari hingga seminggu masih di tanganku.Anehnya sang pemilik belum saja mengambil,menanyakan pun tidak.Karena memang ia acuh terhadap satu barang miliknya ini,atau mungkin pula ia termasuk orang pelupa.
Akhirnya sudah seminggu ditanganku,ku berniat mengembalikannya secara private.Dan sesuai rencanaku,kudatang ke sekolah sangat pagi dan paling awal hingga belum ada satu sosok pun yang hadir,kecuali sunyi berkawan celoteh nyanyian burung mungil.
Dengan tangan gemetar dan dada berdetak kencang,Kusimpan buku itu dibawah mejanya tempat penyimpanan tas.Lega rasanya memang,tapi ada secuil sungkan.Takut ia marah apa lagi murka jikalau ia tak berkenan,bisa bisa aku diludahi dengan kata kata pedasnya yang akan bersarang ditelingaku

Masih Tentang Miera

Demi rindu yang masih
bersarang di dadaku...!
Masih bernyanyi dalam
tawanan hingar bingar
celoteh sapaan manismu.
Kini mendung rindu mulai pudar menjemput cerah.
Lantunan itu memekik
jeruji besi berakar kuat di
dadaku.

O,wahai pengering
samudera hatiku...!
Dengarkan dendang
asmara di aluna harpa yang
bertahun tanpa senar.
Izinkan Aku bertamu kembali di ruang tamu
hatimu
Untuk Kureguk kembali
segelas Cintamu Soal hati yang bertahun tak
surutkan rindu yang
mengoyak jiwa tak
terhingga
Meski surga taruhannya,
Aku pilih Kau menjadi bidadari jantung nuraniku.

Garut,26 mei 2010